LINK GUNADARMA

Banner Link Gunadarma

Sabtu, 18 Juni 2016

Tugas 4 Psikoterapi (Review Terapi)



  1. Terapi Psikoanalisa

·         Tokoh        : Sigmund Freud

Aliran psikoanalisis dari Sigmund Freud berasumsi bahwa energi penggerak awal perilaku manusia berasal dari dalam diri manusia yang terletak jauh di alam bawah sadar dan itulah sebabnya mengapa seringkali banyak penyakit fisik yang disebabkan oleh tertekannya psikologis seseorang. Terapi psikoanalisis bertujuan untuk membentuk kembali struktur karakter individu dengan jalan membuat kesadaran yang tidak disadari di dalam diri klien. Beberapa teknik yang terdapat dalam terapi psikoanalisis diantaranya adalah asosiasi bebas, penafsiran, analisis mimpi, analisis resistensi, dan analisis transferensi.

·         Kelebihan
Terapi psikoanalisa memiliki dasar teori yang kuat dan dapat mengungkap masalah klien dari masa lalunya sehingga klien dapat mengetahui dan mengenali masalah yang sebenarnya tidak disadarinya. Terapis dapat mengungkap masa lalu klien lebih dalam dan menyeluruh dibanding dengan terapi lainnya.

·         Kekurangan
Diperlukan waktu yang cukup lama untuk melakukan terapi psikoanalisa sehingga dapat membuat klien menjadi jenuh dan memakan biaya yang tidak sedikit bagi klien. Kemampuan terapis juga harus handal, menguasai, dan terlatih dalam melakukan terapi psikoanalisa agar dapat mengungkapkan masalah masa lalu kliennya.


  1. Terapi Humanistik Eksistensialis

·         Tokoh        : tidak terikat pada salah seorang pelopor, akan tetapi eksistensial memiliki banyak pengembang, tetapi yang populer adalah Victor Frankl, Rollo May, irvin Yalom, James Bugental, dan Medard Boss.

Terapi Eksistensial Humanistik berfokus pada situasi kehidupan manusia di alam semesta, yang mencakup tanggung jawab pribadi, kecemasan sebagai unsur dasar dalam kehidupan batin. Usaha untuk menemukan makna diri kehidupan manusia, keberadaan dalam komunikasi dengan manusia lain, kematian serta kecenderungan untuk mengembangkan dirinya semaksimal mungkin. Teknik-teknik yang digunakan dalam terapi ini, yaitu Penerimaan, Rasa Hormat, Memahami, Menentramkan, Memberi Dorongan, Pertanyaan Terbatas, Memantulkan Pernyataan dan Perasaan Klien, Menunjukan Sikap yang Mencerminkan Ikut Merasakan Apa yang Dirasakan Klien, Bersikap Mengijinkan Untuk Apa Saja yang Bermakna.

·         Kelebihan
Terapi ini dapat digunakan bagi klien yang mengalami kekurangan dalam perkembangan dan kepercayaan diri. Adanya kebebasan klien untuk mengambil keputusan sendiri. Pendekatan terapi eksistensial lebih cocok digunakan pada perkembangan klien seperti masalah karier, kegagalan dalam perkawinan, pengucilan dalam pergaulan ataupun masa transisi dalam perkembangan dari remaja menjadi dewasa

·         Kekurangan
Terapi Humanistik eksistensial dalam pelaksanaannya tidak memiliki teknik yang tegas. Terlalu percaya pada kemampuan klien dalam mengatasi masalahnya (keputusan ditentukan oleh klien sendiri), dan memakan waktu yang cukup lama.


  1. Terapi Client Centered Therapy

·         Tokoh : Carl R. Rogers

Terapi client centered sebagai reaksi terhadap apa yang disebutnya keterbatasan-keterbatasan mendasar dari psikoanalisis. Pada hakikatnya, pendekatan client centered adalah cabang dari terapi humanistik yang menggaris bawahi tindakan mengalami klien berikut dunia subjektif dan fenomenalnya. Menurut Rogers yang dikutip oleh Gerald Corey menyebutkan bahwa:’ terapi client centered merupakan teknik konseling dimana yang paling berperan adalah klien sendiri, klien dibiarkan untuk menemukan solusi mereka sendiri terhadap masalah yang tengah mereka hadapi. Hal ini memberikan pengertian bahwa klien dipandang sebagai partner dan konselor hanya sebagai pendorong dan pencipta situasi yang memungkinkan klien untuk bisa berkembang sendiri.

·         Kelebihan
Terapi ini membantu klien untuk memahami diri kilen agar mampu menyelesaikan masalahnya secara mandiri dan menentukan hidupnya sendiri.

·         Kekurangan
Terapi ini berpusat pada klien yang terlalu sederhana dan dirasa terlalu luas sehingga tidak memperhatikan diri klien selain itu sulit bagi terapis untuk bersifat netral dalam situasi hubungan interpersonal.


  1. Logoterapi

·         Tokoh        : Frankl

Logoterapi secara umum dapat digambarkan sebagai corak psikologi/psikiatri yang mengakui adanya dimensi kerohanian pada manusia disamping dimensi ragawi dan kejiwaan, serta beranggapan bahwa makna hidup (the meaning of life) dan hasrat untuk hidup bermakna (the will of meaning) merupakan motivasi utama manusia guna meraih taraf kehidupan bermakna (the meaningful life) yang didambakannya. Logoterapi bertujuan agar klien dapat meraih hidup bermakna dan mampu mengatasi secara efektif berbagai kendala dan hambatan pribadi. Beberapa teknik yang terdapat dalam logoterapi diantaranya adalah persuasif, intensi paradoksikal, derefleksi, dan bimbingan ruhani (medical ministry).

·         Kelebihan
Logoterapi ini dapat menolong klien untuk menemukan tujuan dan maksud dalam hidupnya dengan memperlihatkan bernilainya tanggung jawab dan tugas-tugas tertentu. Selain itu, klien dapat meraih hidup yang bermakna, serta mampu mengatasi berbagai kendala dan hambatan pribadi yang dialami klien dengan menyadari dan memahami, serta merealisasikan berbagai potensi dan sumber daya kerohanian yang dimiliki.

·         Kekurangan
Terdapat beberapa klien yang tidak dapat menunjukkan makna hidupnya, sehingga menimbulkan suatu kebosanan yang merupakan ketidakmampuan seseorang untuk membangkitkan minat apatis, hampa, perasaan tanpa makna, meragukan kehidupan, dan merasa kehilangan tujuan hidup. Hal seperti ini dapat menyulitkan terapis untuk melakukan terapi pada klien tersebut.


  1. Terapi RET (Rational Emotive Therapy)

·         Tokoh : Albert Ellis

RET dibangun berdasarkan filosofi bahwa “apa yang mengganggu jiwa manusia bukanlah peristiwa-peristiwa tetapi bagaimana manusia itu mereaksi atau berprasangka terhadap peristiwa-peristiwa tersebut”. RET tidak memusatkan perhatian kepada peristiwa-peristiwa masa lalu tetapi lebih kepada peristiwa yang terjadi saat ini dan bagaimana reaksi terhadap peristiwa tersebut. Rational emotive therapy juga percaya bahwa saat manusia mempunyai pilihan, mampu mengontrol ide-idenya, sikap, perasaan, dan tindakan-tindakannya serta mampu menyusun kehidupannya menurut kehendak atau pilihannya sendiri. RET didasari asumsi bahwa manusia itu dilahirkan dengan potensi rasional dan juga irasional.

·         Kelebihan
Rational Emotive Therapy (RET) dapat membantu klien untuk memperoleh filsafat hidup yang lebih realistik. Selain itu, Rational Emotive Therapy (RET) juga dapat membantu klien untuk menghilangkan pikiran-pikiran yang tidak rasional dan menggantinya dengan pikiran yang rasional dan logis.

·         Kekurangan
Terdapat klien yang terlalu berprasangka terhadap logika, sehingga sulit untuk menerima analisis secara logika. Kemudian, seseorang dalam memandang sesuatu yang dianggap tidak rasional terkadang berbeda-beda, sehingga dapat menimbulkan kesalahan dalam menganalisa masalah. Selain itu, terapis perlu mengenal dirinya sendiri dengan baik dan berhati-hati agar tidak memaksakan filsafat hidupnya sendiri kepada kliennya.


  1. Terapi Perilaku (Behaviour Therapy)

·         Tokoh        : Pavlov dan Skinner

Terapi perilaku diarahkan pada tujuan-tujuan memperoleh perilaku baru, penghapusan perilaku yang maladaptif, serta memperkuat dan mempertahankan perilaku yang diinginkan. Tujuan umum terapi perilaku adalah menciptakan kondisi-kondisi baru bagi proses belajar. Dasar alasannya, yaitu bahwa segenap perilaku adalah dipelajari (learned), termasuk perilaku yang maladaptif. Beberapa teknik yang terdapat dalam terapi perilaku (behaviour therapy) diantaranya adalah desensitisasi sistematis, terapi implosif, latihan asertif, terapi aversi, dan token ekonomi.

·         Kelebihan
Terapi perilaku (behaviour therapy) dapat membantu klien untuk menghilangkan perilaku atau respon yang maladaptif, memperoleh perilaku baru, serta memperkuat dan mempertahankan perilaku yang diinginkan. Waktu terapi relatif singkat. Kolaborasi yang baik antara terapis dan klien dalam penetapan tujuan dan pemilihan teknik.

·         Kekurangan
Terapi behavior bersifat dingin (kaku), kurang menyentuh aspek pribadi, dan mengabaikan hubungan antar pribadi, lebih menekankan pada teknik, perubahan klien hanya berupa gejala yang dapat berpindah kepada bentuk perilaku yang lain sehingga tidak mementingkan penyebab perilaku itu sendiri. Terapi ini dapat mengubah perilaku tetapi tidak mengubah perasaan.


  1. Terapi Kelompok (Group Therapy)

Terapi kelompok membentuk perubahan terhadap klien, khususnya perubahan perilaku di dalam kelompok. Partisipasi pasien dalam terapi kelompok memberi kemungkinan kepadanya melepaskan tegangan dan mengalami abreaksi karena menghidupkan kembali sejumlah kejadian yang mengandung emosi. Dalam beberapa bentuk terapi kelompok yang lebih intensif, analisis hubungan transferensi (transference relationship) yang berkembang dalam kelompok akan terjadi. Beberapa teknik yang terdapat dalam terapi kelompok (group therapy) diantaranya adalah psychodrama techniques, T-Group techniques, encounter techniques, behavioral techniques, serta dance and art therapy.

·         Kelebihan
Terapi kelompok (group therapy) ini dapat membantu klien untuk mengungkapkan perasaan-perasaan tentang konflik, kemarahan, agresi, perasaan bersalah, dan kesedihan. Terapi ini juga dapat membantu mengembangkan kesadaran diri dengan berfokus pada cara bagaimana para anggota kelompok berhubungan satu sama lain dalam suatu situasi dimana didorong untuk mengungkapkan perasaan-perasaan secara terus-terang. Selain itu, terapi kelompok (group therapy) juga dapat memberikan pandangan yang luas dan berbagai macam alternatif pemecahan masalah. Dukungan yang diberikan oleh sesama anggota kelompok dalam terapi kelompok (group therapy) mungkin akan memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap peningkatan harga diri dan kepercayaan diri. Anggota kelompok yang sudah menunjukkan peningkatan yang lebih baik akan menjadi sumber pengharapan bagi anggota lain dalam kelompok untuk menjadi lebih baik pula.

·         Kekurangan
Karena setiap orang memiliki karakter yang berbeda-beda, maka terkadang sulit dalam menjalin hubungan antar anggota dalam terapi kelompok (group therapy) dan terkadang sulit pula untuk menumbuhkan kepercayaan dalam diri klien. Terapi kelompok (group therapy) juga dapat menimbulkan rasa ketidaknyamanan dalam diri klien yang lebih menginginkan adanya hubungan personal dengan terapis dalam melakukan terapi. Selain itu, terkadang klien dapat sangat bergantung dan berharap terlalu banyak pada kelompok.