LINK GUNADARMA

Banner Link Gunadarma

Sabtu, 21 November 2015

TUGAS 3 PSIKOLOGI MANAJEMEN



A. MENGENDALIKAN FUNGSI MANAJEMEN
1. Definisi mengendalikan (controlling)
    Ada berbagai macam definisi mengenai pengendalian manajemen. Berikut ini adalah beberapa       definisi tersebut :
  •    Menurut Arief Suadi, Ph.D, Pengendalian Manajemen adalah semua usaha untuk menjamin bahwa sumber daya perusahaan digunakan secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan perusahaan. Atau Proses untuk mempengaruhi orang lain dalam sebuah perusahaan agar secara efektif dan efisien mencapai tujuan perusahaan melalui strategi tertentu
  •   Menurut Anthony, Dearden dan Bedford, Pengendalian Manajemen adalah semua metode, prosedur dan strategi organisasi, termasuk sistem pengendalian manajemen yang digunakan oleh manajemen untuk menjamin bahwa pelaksanaan sesuai dengan strategi dan kebijakan perusahaan.
      Dari definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa , Pengendalian manajemen adalah semua usaha perusahaan yang mencakup metode, prosedur dan strategi perusahaan yang mengacu pada efisiensi dan efektivitas operasional perusahaan, agar dipatuhinya kebijakan manajemen serta tercapainya tujuan perusahaan.

2. Langkah-langkah Kontrol 
    Dalam proses pengendalian (kontrol) dibutuhkan langkah-langkah sebagai berikut:
  •       Menentukan standar-standar yang akan digunakan menjadi dasar pengendalian.
  •        Mengukur pelaksanaan atau hasil yang telah dicapai.
  •     Membandingkan pelaksanaan atau hasil dengan standar dan menentukan penyimpangan bila ada.
  •     Melakukan tindakan perbaikan, jika terdapat penyimpangan agar pelaksanaan dan tujuan sesuai dengan rencana.

3. Tipe-Tipe Kontrol
     Ada 4 tipe kontrol dalam pengendalian manajemen, yaitu :
  •       Pengendalian dari dalam organisasi (kontrol internal), Adalah pengendalian yang dilakukan oleh oleh aparat/unit pengendalian yang dibentuk dari dalam organisasi itu sendiri (dalam satu atap). Aparat/unit pengendalian ini bertugas mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan oleh pimpinan untuk melihat dan menilai kemajuan atau kemunduran dalam pelaksanaan pekerjaan. Selain itu pimpinan dapat mengambil suatu tindakan korektif terhadap hasil pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh bawahannya (internal control), misalnya unit kerja Inspektorat Jenderal sebagai unit pengawasan di tingkat departemen.
  •   Pengendalian luar organisasi (kontrol eksternal), Adalah pengendalian yang dilakukan oleh Aparat/Unit Pengendalian dari luar organisasi terhadap departemen (lembaga pemerintah lainnya) atas nama pemerintah. Selain itu pengawasan dapat pula dilakukan oleh pihak luar yang ditunjuk oleh suatu organisasi untuk minta bantuan pemeriksaan/pengendalian terhadap organisasinya. Misalnya Konsultan Pengawas, Akuntan swasta dan sebagain
  •      Pengendalian preventif, Adalah pengendalian yang dilakukan sebelum rencana itu dilaksanakan. Maksud pengendalian preventif adalah untuk mencegah terjadinya kekeliruan/kesalahan.
  •  Pengendalian represif, Adalah pengendalian yang dilakukan setelah adanya pelaksanaan pekerjaan. Maksud dilakukannya pengendalian represif adalah untuk menjamin kelangsungan pelaksanaan pekerjaan agar hasilnya tidak menyimpang dari yang telah direncanakan (dalam pengendalian anggaran disebut post- audit).

4. Membuat Strategi Controlling Organisasi
  •         Menentukan standar yang akan digunakan sebagai dasar pengendalian.
  •      Mengukur pelaksanaan atau hasil yang sudah dicapai dengan melaksanakan evaluasi terhadap kinerja serta kompetensi SDM yang dimiliki.
  •   Membandingkan pelaksanaan atau hasil dengan standar. Kembali membandingkan hasil pelaksanaan kegiatan dengan tujuan awal (rencana) kegiatan tersebut dilaksanakan, dan mengukur capaian keberhasilannya.
  •   Melakukan tindakan perbaikan. Jika ada kesalahan atau penyimpangan, segera melakukan perbaikan.
  •   Meninjau dan menganalisis ulang rencana. Kembali membuat rencana baru jika terjadi penyimpangan. Namun jika hasilnya sesuai dengan tujuan program, maka perlu dibuatkan rencana lanjutan untuk melanjutkan program yang berhasil tersebut, sehingga tujuan organisasi semakin dekat untuk dicapai.



B. KEKUASAAN DAN PENGARUH

1. Definisi Kekuasaan
    Berikut ini merupakan pengertian kekuasaan menurut beberapa ahli, yaitu:
  •    Menurut Max Weber, Kekuasaan adalah suatu kemungkinan yang membuat seorang aktor di dalam suatu hubungan sosial berada dalam suatu jabatan untuk melaksanakan keinginannya sendiri dan yang menghilangkan halangan.
  •       Menurut Walterd Nord, Kekuasaan adalah suatu kemampuan untuk mempengaruhi aliran energi dan dana yang tersedia untuk mencapai suatu tujuan yang berbeda secara jelas dari tujuan lainnya.
  •        Menurut Rusel, Kekuasaaan adalah suatu produksi dari akibat yang diinginkan.
  •        Menurut Bierstedt, Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempergunakan kekuatan.
  •    Menurut Rogers, Kekuasaan adalah kemampuan seseorang untuk mengubah orang atau kelompok lain dalam cara yang spesifik, contohnya dalam kekuasaan dan pelaksanaan kerjanya.
           Dari Pengertian Kekuasaan diatas dapat disimpulkan bahwa, Pengertian Kekuasaan ialah suatu sumber yang memungkinkan seseorang mendapatkan hak untuk mengajak, mempengaruhi dan meyakinkan orang lain.

2. Sumber-sumber Kekuasaan
    Sumber-sumber kekuasaan di bagi menjadi tiga, yaitu:
  • Kekuasaan bersumber pada kedudukan
-        Kekuasaan formal/legal
-        Kekuasaan atas sumber dan ganjaran
-        Kendali atas hukuman
-        Kendali atau informasi
-        Kendali ekologik
  •       Kekuasaan bersumber pada kepribadian
-        Keahlian atau keterampilan
-        Persahabatan atau kesetiaan
-        Kharisma
  •        Kekuasaan bersumber pada politik
-        Kendali atas proses pembuatan keputusan
-        Koalisi
-        Partisipasi
-        Institusional

3. Definisi Pengaruh
·            Pengaruh (influence) adalah suatu transaksi sosial dimana seseorang atau kelompok di bujuk oleh      seorang atau kelompok lain untuk melakukan kegiatan sesuai dengan harapan mereka yang mempengaruhi.
·        Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 849), “Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul      dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.”
·         Sementara itu, Surakhmad (1982:7) menyatakan bahwa pengaruh adalah kekuatan yang muncul dari    suatu benda atau orang dan juga gejala dalam yang dapat memberikan perubahan terhadap apa-apa yang ada di sekelilingnya. Jadi, dari pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pengaruh merupakan suatu daya atau kekuatan yang timbul dari sesuatu, baik itu orang maupun benda serta segala sesuatu yang ada di alam sehingga mempengaruhi apa-apa yang ada di sekitarnya.

4. Pengaruh Taktik Dalam Organisasi
     Taktik-taktik mempengaruhi (Influence Tactics) adalah cara-cara yang biasanya digunakan      oleh seseorang untuk mempen-garuhi orang lain, baik orang yang merupakan atasan, setingkat, atau bawahannya. Dengan mengetahui dan menggunakan hal ini, maka seseorang dapat mempengaruhi orang lain, dengan tidak menggunakan kekuasaan yang dimilikinya.
     Kipnis dan Schmidt adalah peneliti yang pertama kali meneliti taktik-taktik yang biasa digunakan orang untuk mempengaruhi orang lain. (Kipnis dan Schmidt, 1982). Berbagai alat ukur telah dibuat untuk meneliti taktik mempengaruhi, dan salah satu yang terbaik adalah yang dibuat oleh Yukl dkk, yaitu yang disebut Influence Behavior Questionnaire (Yukl, Lepsinger, and Lucia, 1992). Hasil penelitian Yukl dkk, menunjukkan ada sembilan jenis taktik yang biasa digunakan di dalam organisasi (Hugheset all, 2009), yaitu:
  •  Persuasi Rasional (Rational Persuasion), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan alasan yang logis dan bukti-bukti nyata agar orang lain tertarik.
  •  Daya-tarik Inspirasional (Inspirational Appeals), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan suatu permintaan atau proposal untuk membangkitkan antusiasme atau gairah pada orang lain.
  •  Konsultasi (Consultation), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan mengajak dan melibatkan orang yang dijadikan target untuk berpartisipasi dalam pembuatan suatu rencana yang akan dilaksanakan.
  •  Mengucapkan kata-kata manis (Ingratiation), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan kata-kata yang membahagiakan.
  •  Daya-tarik Pribadi (Personal Appeals), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain atau memintanya untuk melakukan sesuatu karena merupakan teman atau karena dianggap loyal.
  •  Pertukaran (Exchange), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan memberikan sesuatu keuntungan tertentu kepada orang yang dijadikan target, sebagai imbalan atas kemauannya mengikuti suatu permintaan tertentu.
  •  Koalisi (Coalitions), terjadi jika seseorang meminta bantuan dan dukungan dari orang lain untuk membujuk agar orang yang dijadikan target setuju.
  •  Tekanan (Pressure), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan ancaman, peringatan, atau permintaan yang berulang-ulang dalam meminta sesuatu.
  •  Mengesahkan (Legitimacy), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan jabatannya, kekuasaannya, atau dengan mengatakan bahwa suatu permintaan adalah sesuai dengan kebijakan atau aturan organisasi.

Sumber:
Hasibuan, M. S. P. (2008) Manajemen Sumber Daya Manusia. Sinar Grafika Offset : Jakarta

Sabtu, 07 November 2015

PENERAPAN SISTEM INFORMASI DI BIDANG PSIKOLOGI

  • SISTEM INFORMASI

       Sistem adalah suatu kesatuan usaha yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berkaitan satu sama lain yang berusaha untuk mencapai suatu tujuan dalam suatu lingkungan yang kompleks.                Menurut Murdick, R.G sistem adalah seperangkat elemen yang membentuk kumpulan ataU procedure-procedure/bagan-bagan pengolahan yang mencari suatu tujuan tertentu.
Informasi merupakan data yang diolah untuk menjadi lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerima. 
      Sumber informasi ialah data. Data merupakan nilai-nilai, fakta-fakta yang memiliki nilai yang belum diketahui  dan belum digunakan.  Menurut Gordon B. Davis informasi merupakan data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi si penerima  dan mempunyai nilai naya atau yang dapat dirasakan dalam keputusan-keputusan yang  sekarang atau keputusan-keputusan yang akan datang. 
    Sistem informasi merupakan suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan  pengelolaan, transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial, dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang dibutuhkan.
        Jadi Sistem Informasi ialah satu kesatuan elemen yang terdiri dari beberapa bagian-bagian yang berkaitan untuk diolah menjadi sesuatu yang berguna dan penting dalam suatu bidang atau organisasi.

  •  PSIKOLOGI

           Secara etimologis Psikologi berasal dari kata psyche yang artinya jiwa dan logos yang artinya   ilmu pengetahuan. Jadi psikologi berarti ilmu pengetahuan tentang jiiwa atau ilmu jiwa. Menurut Wundt psikologi merupakan ilmu tentang kesadaran manusia. Dari batasan tersebut       dikemukakan bahwa dalam psikologi, keadaan jiwa direfleksikan dalam kesadaran manusia. Menurut Woodworth dan Marquis psikologi mempelajari aktivitas individu. Aktivitas tersebut meliputi aktivitas motorik, kognitif maupun aktivitas emosional. Menurut Plotnik psikologi merupakan studi sistematik dan ilmiah tentang perilaku dan proses mental.  
           Jadi, Psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang jiwa dan proses mental yang melibatkan perilaku dan aktivitas manusia, aktivitas tersebut meliputi motorik,kognitif dan emosional.
  • SISTEM INFORMASI PSIKOLOGI

         Dari keseluruhan uraian mengenai Sistem Informasi, dan psikologi di atas, maka dapat kita coba tarik kesimpulan bahwa definisi “Sistem Informasi Psikologi” adalah suatu sistem atau tata cara yang merupakan kombinasi dari manusia, fasilitas atau alat teknologi, media, prosedur dan pengendalian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan, mengolah, dan menyimpan data mengenai perilaku terlihat maupun tidak terlihat secara langsung serta proses mental yang terjadi pada manusia sehingga data tersebut dapat diubah menjadi informasi yang dapat digunakan untuk tujuan tertentu seperti tujuan penelitian. Contoh nyata dari pengaplikasian SIP dalam kehidupan adalah penggunaan teknologi dalam pengambilan data tes psikologi, dalam hal ini umumnya komputer (komputerisasi alat tes psikologi), konseling online, serta terapi online.
  •  PENERAPAN SISTEM INFORMASI DI BIDAND PSIKOLOGI

1.  E-Counseling merupakan salah satu bentuk nyata aplikasi Teknologi Informasi dalam bidang Psikologi. Internet menawarkan suatu proses psikoterapis yang menggunakan suatu media komunikasi yang baru, dimana melalui media tersebut mereka dapat memberikan intervensi psikoterapi itulah yang disebut dengan E-counseling atau e-mail counseling. E-mail conseling merupakan pelayanan intervensi psikologi yang dilakukan melaui Internet, dimana proses terapi terlebih dahulu dilakukan melaui media ini, untuk kemudian menyususn rencana dalam melakukan intervensi psikologi secara face-to-face akan dilakukan. Fungsi dari e-counseling adalah untuk membantu terapis dalam mengumpulkan sejumlah data yang terkait dengan kliennya sebelum akhirnya terapis dan klien sepakat untuk bertemu secara langsung untuk melakukan proses terapis selanjutnya. Dalam aplikasinya, psikoterapi online menawarkan tantangan etika baru bagi mereka para terapis yang tertarik untuk menggunakan media ini dalam memberika pelayanan psikologi. Perbedaan antara komunikasi berbasis teks interaktif dan komunikasi verbal in-person menciptakan tantangan etika baru yang sebelumnya tidak di temui dalam terapi face-to-face (secara langsung). Contoh nyatanya, saat ini sudah beberapa website konsultasi psikologi online, salah satunya seperti  rumahpsikologi.com (rumah berbagi hati dan solusi), rumahpsikologi.com merupakan layanan konsultasi psikologi berbasis online yang memberikan pelayanan untuk beberapa orang tertentu yang ingin mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi. Konsultasi dengan psikolog ini dapat dilakukan melalui tatap muka, email, atau chat (teks, suara, atau video) dengan tarif konsultasi yang sangat terjangkau.   
2.   Terapi Online: Act & Feel. Act & Feel layanan kesehatan mental berbasis online yang mengarah pada intervensi/ terapi psikologis untuk masalah depresi khususnya di indonesia. Layanan ini mengarahkan orang untuk merasa lebih baik dari waktu ke waktu dan memberikan bantuan untuk memahami hal –hal yang atau perilaku yang harus dilakukan dalam rangkan mencapai kondisi psikologis yang baik dan sehat. Pelayanan kesehatan ini pula dibantu oleh para ahli dalam bidang kesehatan mental  yang berpengalaman dalam menangani depresi. Pada saat ini, situs www.actandfeel.com digunakan untuk menyebarkan survei sebagai langkah awal pengembangan terapi psikologis online di Indonesia. Layanan terapi psikologis online tersebut akan diluncurkan pada situs ini di tahun 2015. 
3.    Bentuk lain dari penerapan teknologi dalam psikologi adalah program SPSS. Program ini memang dibuat untuk membantu berbagai bidang ilmu dalam mempermudah pengembangan ilmu tersebut. Psikologi pun menggunakan aplikasi ini dalam membantu mengolah data. Data yang bisa diaplikasikan dalam SPSS adalah data secara kuantitatif. Aplikasi SPSS sangat membantu bidang psikologi ketika seseorang sedang melakukan penelitian di bidang psikologi dengan metode kuantitatif. Dalam penelitian jumleh subjek yang dibutuhkan tidaklah sedikit, karena untuk memperoleh hasil yang akurat memerlukan cukup banyak subjek sebagai respondennya. Disinilah peranan SPSS sangat dibutuhkan, data yang telah diperoleh untuk diolah bukanlah data yang sedikit dan sangat melebihi daya tampung manusia jika pengolahan tersebut harus dilakukan secara manual, akan terjadi kelelahan, hasil yang tidak akurat, dan akan sangat membuang energi dalam pelaksanaanya, dengan aplikasi SPSS lah berbagai masalah yang muncul jika di olah secra manual dapat teratasi.

Sumber : 
Hutahaean, J. (2014). Konsep sistem informasi. Yogyakarta: Deepublish. 
Basuki, H. (2008). Psikologi umum. Jakarta: Universitas Gunadarma.

Minggu, 01 November 2015

Tugas 2 Psikologi Manajemen

A.  Pengorganisasian Struktur Manajemen
1.    Pengertian struktur organisasi oleh beberapa ahli sebagai berikut:
Ø Menurut Robbins dan Coulter, Struktur organisasi dapat diartikan sebagai kerangka kerja formal organisasi yang dengan kerangka kerja itu tugas-tugas pekerjaan dibagi-bagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan.
Ø Menurut Handoko, Struktur organisasi didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi dikelolah.
Ø Menurut Gibson dkk, Struktur organisasi adalah pola formal mengelompokkan orang dan pekerjaan.
Ø Menurut Hasibuan, Struktur organisasi yaitu menggambarkan tipe organisasi, pendepartemenan organisasi, kedudukan dan jenis wewenang pejabat, bidang dan hubungan pekerjaan, garis perintah dan tanggungjawab, rentang kendali dan sistem pimpinan organisasi.

            Dari beberapa definisi tersebut dapat diketahui bahwa struktur organisasi menggambarkan kerangka dan susunan hubungan diantara fungsi, bagian atau posisi, juga menunjukkan hierarki organisasi dan struktur sebagai wadah untuk menjalankan wewenang, tanggung jawab dan sistem pelaporan terhadap atasan dan pada akhirnya memberikan stabilitas dan kontinuitas yang memungkinkan organisasi tetap hidup walaupun orang datang dan pergi serta pengkoordinasian hubungan dengan lingkungan.

2.    Pengorganisasian sebagai fungsi dari manajemen, meliputi :
Ø Struktur Formal
Organisasi formal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang mengikatkan diri dengan suatu tujuan bersama secara sadar serta dengan hubungan kerja yang rasional. Contoh : Perseroan terbatas, Sekolah, Negara, dan lain sebagainya.
Ø Struktur Infrormal
Organisasi informal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang telibat pada suatu aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari. Contoh : Arisan ibu-ibu sekampung, belajar bersama anak-anak sd, kemping ke gunung pangrango rame-rame dengan teman, dan lain-lain.

            Salah satu bagian penting organisasi adalah pengelompokkan informal dan hubungan-hubungan pribadi yang dapat lebih berpengaruh dibanding dengan hubungan formal seperti yang ditunjukkan bagan organisasi.
Argiyris mengemukakan empat bidang utama dimana bidang organisasi formal dan informal berbeda:
Ø Organisasi Informal
Hubungan-hubungan antar pribadi. Hubungan-hubungan antar pribadi didalam organisasi formal digambarkan jelas, sedangkan dalam organisasi informal tergantung pada kebutuhan-kebutuhan mereka.
Ø Kepemimpinan
Para pemimpin dirancang dan ditentukan dalam formal serta muncul dan dipilih dalam informal.
Ø Pengendalian perilaku
Organisasi formal mengendalikan perilaku karyawan melalui penghargaan dan hukuman, sedangkan kelompok informal mengendalikan para anggota dengan pemenuhan kebutuhan.
Ø Ketergantungan
Karena kapasitas pemimpin formal terletak pada penghargaan dan hukuman, bawahan-bawahan lebih tergantung dari pada para anggota suatu kelompok informal.
            Walaupun ada perbedaan tersebut adalah suatu kesalahan bila menganggap kelompok formal dan informal sebagai dua kesatuan organisasi yang terpisah. Keduanya hidup bersama dan tidak dapat dipisahkan setiap organisasi formal selalu mempunyai organisasi informal dan setiap organisasi informal brkembang dalam berbagai tinkatan formal.
3.    Manfaat Struktur Fungsional dan Divisional
Ø Struktur Fungsional
Fungsionalisme struktural adalah sebuah sudut pandang luas dalam sosiologi dan antropologi yang berupaya menafsirkan masyarakat sebagai sebuah struktur dengan bagian-bagian yang saling berhubungan.

Manfaat Struktur fungsional sebagai berikut:
1.      Menciptakan efisiensi melalui spesialisasi
2.      Memusatkan keahlian organisasi
3.      Memudahkan manajer dalam melakukan monitoring dan mengevaluasi kinerja karyawan
4.      Memerlukan koordinasi internal yang minimum
5.      Meminimumkan duplikasi personalia dan peralatan dari segi biaya
6.      Sesuai untuk lingkungan yang stabil

Ø Struktur Divisional. Ini adalah jenis struktur yang berdasarkan divisi yang berbeda dalam organisasi.  Struktur-struktur ini dibagi ke dalam: Departemen dikelompokkan ke dalam divisi mandiri terpisah berdasarkan pada kesamaan produk, program, atau daerah geografis. Perbedaan keterampilan merupakan dasar departementalisasi, dan bukannya kesamaan keterampilan.
Manfaat Struktur Divisional sebagai berikut:
1.      Lebih mudah dalam pengelolaannya karena memecah organisasi menjadi divisi yang lebih kecil.
2.      Memungkinkan pembuatan keputusan strategis yang lebih luas dan konsentrasi penuh pada tugas-tugas.
3.      Tempat latihan yang baik bagi para manajer strategik.
4.      Manajer dapat memilih struktur (produk, geografis, pasar) yang paling sesuai dengan divisinya.
5.      Sesuai untuk lingkungan yang cepat berubah, tanggapan yang cepat pada perubahan karena adanya koordinasi dan wewenang pada tingkat yang sesuai.


4.    Kerugian Struktur Fungsional Dan Struktur Divisional
Ø Kerugian Struktur Fungsional sebagai berikut:
1.      Menimbulkan kesulitan dalam komunikasi dan konflik antar fungsi.
2.      Menyebabkan kemacetan pelaksanaan tugas yang sifatnya berurutan.
3.      Memberikan respon yang lebih lambat terhadap perubahan.
4.      Anggota fungsi hanya berfokus pada kepentingan tugas-tugasnya sehingga cenderung berpandangan sempit dan dapat merugikan organisasi secara  keseluruhan.
Ø Kerugian Struktur Divisional sebagai berikut:
1.      Memungkinkan berkembangnya persaingan disfungsional antar sumber daya organisasi dan konflik antara tugas-tugas & prioritas-prioritas.
2.      Kepentingan divisi mungkin ditempatkan di atas kepentingan organisasi secara keseluruhan.
3.      Kebijakan divisi tidak konsisten dengan kebijakan divisi lain maupun dengan kebijakan organisasi.
4.      Timbulnya masalah dalam alokasi sumber daya dan distribusi biaya-biaya perusahaan.
5.      Adanya duplikasi sumber daya dan peralatan yang tidak perlu.
6.      Duplikasi sumberdaya lintas divisi.
7.      Kurang pendalaman teknis dan spesialisasi dalam divisi-divisi.
8.      Koordinasi yang buruk lintas divisi.
9.      Kurangnya kendali sumberdaya menajemen puncak.
10.  Kompetesi untuk sumberdaya perusahaan

5.    Contoh Kasus Struktur Organisasi
            Struktur organisasi dimiliki oleh setiap organisasi maupun perusahaan.  Salah satunya adalah PT. Garuda Indonesia (persero) yang merupakan maskapai penerbangan pertama dan terbesar di Indonesia dengan visinya menjadi perusahaan penerbangan pilihan utama di Indonesia berdaya saing internasional serta memiliki lima anak perusahaan yaitu  PT Aerowisata yang bergerak di bidang Travel, Hotel, Transportasi & Katering Pesawat; PT GMF Aero Asia yang menyediakan jasa pemeliharaan pesawat terbang; PT ABACUS Distribution System, penyedia jasa reservasi via komputer; PT Gapura Angkasa (Ground Handling) serta PT Lufthansa System Indonesia yang bergerak di bidang IT Provider & Solution.  suatu organisasi mekanik, struktur organisasi PT Garuda Indonesia menunjukan kompleksitas vertikal karena jumlah tingkatan-tingkatan dalam struktur organisasi.  Lebih jauh, struktur organisasi yang dimiliki oleh PT Garuda Indonesia dapat di analisis melalui dua model desain organisasi yaitu desain model tradisional atau desain model kontemporer.      Berdasarkan desain organisasi tradisional, tipe struktur organisasi PT Garuda Indonesia (persero) tergolong kedalam tipe struktur devisional karena organisai yang dibuat melalui pembagian atau unit bisnis antara unit semi otonom dan divisi-divisi.  Setiap unit dari divisi-divisi memiliki otonomi terbatas dari perusahaan induk.  Struktur devisional ini memiliki tiga tipe struktur, yaitu struktur devisional berdasarkan produk, struktur devisional berdasarkan market dan struktur devisional berdasarkan geografi. 
   Begitupun dalam struktur organisasi PT Garuda Indonesia (persero).  Pada struktur organisasi PT Garuda Indonesia menunjukan bahwa pembagian divisi berdasarkan area atau wilayah seperti area Eastern Indonesia, area Asia, area Europe dan sebagainya merupakan bentuk struktur devisional berdasrkan geografi.  Selanjutnya pada sub-divisi Customer Relation MGT apabila struktur organisasi tersebut digambarkan lebih rinci akan tampak adanya struktur divisional berdasarkan market karena behubungan dengan para costumer atau pelanggan yang dihadapai, baik dalam skala instansi, skala kecil maupun besar.  Sedangkan untuk sub-divisi operasi seperti cabin service, flight operation, ground operation dan sejenisnya menunjukan struktur divisional berdasarkan produk, ini berkaitan dengan produk jasa yang dihasilkan oleh departemen  tersebut.
   Kelebihan struktur organisasi devisional yaitu berfokus pada hasil.  Manajer divisi bertanggungjawab terhadap apa yang terjadi pada produksi dan layanan mereka.  Namun, menggandakan biaya kegiatan dan sumber organisasi berdampak pada efisiensi sehingga merupakan salah satu kekurangan dari desain strukur organisasi devisional. Di sisi lain, berdasarkan teori desain organisasi kontemporer.  Pemberian spesialisasi dari departemen fungsional untuk bekerja pada satu proyek atau lebih mengindikasikan bahwa struktur organisaisi PT Garuda Indonesia merupakan struktur proyek matriks.  Di mana karyawan yang berada di bawah tanggungjawab departemen tertentu memiliki dua manager yang saling berbagi wewenang. Sebagai contoh dalam departemen niaga atau perniagaan terdapat dua manager yaitu manajer secara fungsional maupun proyek.  Secara fungsional, General Manajer Area Western Indonesia yang bertanggungjawab pada keputusan promosi, rekomendasi gaji, review tahunan.  Serta, manajer yang berperan menjalankan suatu proyek perusahaan. Sehingga perlu adanya komunikasi teratur dan koordinasi kerja dalam menyelesaikan konflik berasaman. Strukrur organisasi bertipe matriks yang dijalankan memberikan keuntungan karena desainnya lentur dan fleksibel, sehingga PT Garuda Indonesia dapat merespon dengan baik setiap perubahan lingkungan eksternal organisasi yang berpengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap lingkungan internal PT Garuda Indonesia dan membuat serta mengambil keputusan secara cepat terhadap perubahan lingkungan yang dihadapi
   Di samping itu, struktur yang telah jelas dan sesuai bergantung kepada beberapa hal, di antaranya: strategi organisasi, tekonologi, ukuran dan derajat ketidayakinan lingkungan.     Strategi yang dilakukan PT. Garuda Indonesia berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai. Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, seperti kerjasama “Corporate Sales” dengan Pertamina, kerjasama “Rewards & Mileage Program”  dengan ABN AMRO Bank N.V cabang Indonesia dan menandatangani perjanjian MoU “Pemajuan Pemasyarakatan ASEAN” dengan Departemen Luar negeri merupakan salah strategi yang dilakukan PT Garuda Indonesia untuk mewujudkan visinya sebagai perusahaan penerbangan pilihan utama di Indonesia berdaya saing internasional. Tidak hanya itu, pembaharuan berupa penerapan berbagai tekonologi terhadap pesawat yang dimiliki PT Garuda Inodensia serta manajerial merupakan salah satu hal penting dalam upaya mewujudkan tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
   Di sisi lain, permasalahan yang dihadapi PT Garuda Indonesia yang klimaksnya terjadi sekitar akhir bulan juli 2011 yaitu pemogokan sejumlah pilot Garuda sebagai bentuk protes atas buntunya perundingan dengan pihak manajemen Garuda yang memandang telah terjadi kekeliruan pengelolaan perusahaan di PT Garuda Indonesia.  Karena bersikap diskriminatif terkait sistem remunerasi antara pilot asing dengan pilot domestik Garuda sehingga dinilai menyebabkan ketimpangan antara pilot asing dan domestik.   Kondisi lingkungan yang tidak pasti dan ketidakyankinan seperti permasalahan di atas sangat berpengaruh terhadap organisasi.  Problematika lingkungan yang tidak pasti dapat menjadi kendala bagi organisasi terutama dalam pencapaian tujuan organisasi secara efektif.  Sehingga untuk mengurangi ketidakyakinan tersebut adalah dengan membentuk struktur organisasi yang lebih fleksibel kebijakan perusahaan yang dibuat harus menguntungkan semua pihak. Namun, konsistensi dan tanggung jawab serta kerajsama masing-masing individu dengan kewajiban yang telah dimiliki serta keterlibatan baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap organisasi merupakan suatu hal yang jauh lebih penting guna mencapai tujuan organisasi scara efektif dan efisien dibandingan dengan tipe atau model organissi semata.

Sumber:
http://alpiadiprawiraningrat.blogspot.co.id/2012/09/analisis-disain-struktur-organisasi-pt.html
https://wasillanoer.wordpress.com/2014/11/30/pengorganisasian-struktur-manajemen/


B. Actuating dalam Manajemen
1. Pengertian Actuating dalam Manajemen
            Dari seluruh rangkaian proses manajemen, pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi manajemen yang paling utama. Dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak berhubungan dengan aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan fungsi actuating justru lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam organisasi
            Menurut George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa actuating merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut.
            Dari pengertian di atas, pelaksanaan (actuating) tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya. Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanan (actuating) ini adalah bahwa seorang karyawan akan termotivasi untuk mengerjakan sesuatu jika:
  • Merasa yakin akan mampu mengerjakan,
  • Yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagi dirinya,
  • Tidak sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain yang lebih penting, atau mendesak,
  • Tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan dan
  • Hubungan antar teman dalam organisasi tersebut harmonis.

2.  Pentingnya Actuating Manajemen
            Fungsi actuating lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam organisasi. Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan penggerakan seluruh potensi sumber daya manusia dan nonmanusia pada pelaksanaan tugas. Semua sumber daya manusia yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi. Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi yang telah ditetapkan. 
Actuating adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran yang sesuai dengan perencanaan manejerial dan usaha-usaha organisasi. artinya menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau dengan kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan dikehendaki secara efektif.
Fungsi Actuanting:
  • Mempengaruhi orang – orang agar bersedia menjadi pengikut
  • Menaklukan daya tolak seseorang
  • Membuat orang dapat mengerjakan tugasnya dengan baik

3. Prinsip-prinsip Actuating Manajemen
           Pengarahan merupakan aspek hubungan antar manusiawi dalam kepemimpinan yang mengikat para bawahan untuk bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaga kerja efektif serta efesien untuk mencapai tujuan.
Dalam manajemen, pengarahan ini bersifat sangat kompleks karena disamping menyangkut manusia, juga menyangkut berbagai tingkah laku dari manusia-manusia itu sendiri. Manusia dengan berbagai tingkah laku yang berbeda-beda, memiliki pandangan serta pola hidup yang berbeda pula. Oleh karena itu, pengarahan yang dilakukan oleh pimpinan harus berpegang pada beberapa prinsip, yaitu:
Ø  Prinsip mengarah pada tujuan
Tujuan pokok dari pengarahan nampak pada prinsip yang menyatakan bahwa makin efektifnya proses pengarahan, akan semakin besar sumbangan bawahan terhadap usaha mencapai tujuan. Pengarahan tidak dapat berdiri sendiri,artinya dalam melaksanakan fungsi pengarahan perlu mendapatkan dukungan/bantuan dari factor-faktor lain seperti :perencanaan, struktur organisasi, tenaga kerja yang cukup, pengawasan yang efektif dan kemampuan untuk meningkatkan pengetahuan serta kemampuan bawahan.
Ø  Prinsip keharmonisan dengan tujuan
Orang-orang bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang mungkn tidak mungkin sama dengan tujuan perusahaan. Mereka mengkehendaki demikian dengan harapan tidak terjadi penyimpangan yang  terlalu besar dan kebutuhan mereka dapat dijadikan sebagai pelengkap serta harmonis dengan kepentingan perusahaan. Semua ini dipengaruhi oleh motivasi masing-masing individu. Motivasi yang  baik akan mendorong orang-orang untuk memenuhi kebutuhannya dengan cara yang wajar. Sedang kebutuhan akan terpenuhi apabila mereka dapat bekerja dengan baik, dan pada saat itulah mereka menyumbangkan kemampuannya untuk mencapai tujuan organisasi.
Ø  Prinsip kesatuan komando
Prinsip kesatuan komando ini sangat penting untuk menyatukan arah tujuan dan tangggung jawab para bawahan. Bilamana para bawahan hanya memiliki satu jalur didalam melaporkan segala kegiatannya. Dan hanya ditujukan kepada satu pimpinan saja, maka pertentangan didalam pemberian instruksi dapat dikurangi, serta semakin besar tanggung jawab mereka untuk memperoleh hasil maksimal.

Sumber: