LINK GUNADARMA

Banner Link Gunadarma

Selasa, 15 April 2014

Tugas MIAD 6

KANDUNGAN BUAH NAGA PUTIH








Buah naga putih mempunyai tampilan luar atau fisik yang sama seperti buah naga pada umumnya yaitu kulit yang berwarna merah cerah dan bersisik besar dengan ujungnya dipenuhi gradasi warna hijau.

Munculnya sebutan buah naga putih karena hal ini mengacu pada warna daging buah yang berwarna putih, varietas ini adalah jenis asli buah naga yang ditemukan di meksiko untuk pertama kalinya, buah naga dengan daging berwarna putih ini terkenal akan rasanya lebih sama bila dibandingkan dengan jenis buah naga lain, sehingga muncullah indikasi awal akan tingginya kandungan vitamin C pada buah tersebut.

Daging buah naga putih mengandung protein, serat, karbohidrat, zat besi, vitamin B1,B2, Betakaroten, provitamin A, fosfor, kalium, niasin dan lain-lain, dari komposisi kandungan yang ada ini manfaat buah naga putih antara lain:
-          Mengobati dan mencegah anemia
-          Menurunkan kadar gula darah dalam tubuh
-          Memperbaiki penglihatan ketajaman mata
-          Menjaga fleksibilitas pembuluh darah
-          Menjadi sumber mineral untuk kebutuhan tubuh
-          Menurunkan kolesterol
-          Menghaluskan kulit
-          Menghambat pertumbuhan kanker

-          Dan lain-lain

Rabu, 09 April 2014

Tugas 5 MIAD

KEDELAI TRANSGENIK DAN PERMASALAHANNYA








            Kedelai dikenal dengan berbagai nama: sojaboom, soja, soja bohne, soybean, kedele, kacang ramang, kacang bulu, kacang gimbol, retak mejong, kaceng jepun, lebui bawak, lawui, sarupa tiak, dole, kadule, puwe non, kacan kuning (aceh) dan gadelei. Berbagai nama ini menunjukkan bahwa kedelai telah lama dikenal di Indonesia.
Berdasarkan peninggalan arkeologi, tanaman ini telah dibudidayakan sejak 3500 tahun yang lalu di Asia Timur. Kedelai putih diperkenalkan ke Nusantara oleh pendatang dari Cina sejak maraknya perdagangan dengan Tiongkok, sementara kedelai hitam sudah dikenal lama orang penduduk setempat.
Orang Cina merupakan pengguna kacanng kedelai sebagai makanan yang pertama. Pada sekitar tahun 1100BC, kacang kedelai telah ditanam di bagian selatan tengah Cina dan dalam waktu singkat menjadi makanan pokok diet Cina. Kacang kedelai telah diperkenalkan di jepang sekitar tahun 100 AD dan meluas ke seluruh Negara-negara Asia secara pesat. Kacang kedelai dikenal di Eropa sekitar tahun 1500 AD. Pada awal abab ke-18, kacang kedelai telah ditanam secara komersial di Amerika Serikat.
Tanaman transgenik adalah suatu produk rekayasa genetika melalui transformasi gem dari makhluk hidup lain ke dalam tanaman yang tujuannya untuk menghasilkan tanaman baru yang memiliki sifat unggul yang lebih baik dari tanaman sebelumnya.
Hingga saat ini sudah ratusan gen dari berbagai sumber yang berhasil dipindahkan ke tanaman dan memunculkan ratusan jenis varietas tanaman baru yang disebut tanaman transgenik. Namun sebagian besar tanaman transgenik tersebut belum dipasarkan. Hingga tahun 2000 baru 24 jenis tanaman transgenik yang dikomersialkan di Amerika, diantaranya termasuk empat kelompok tanaman transgenik utama yaitu: (1) kedelai transgenik yang menguasai 36% dari 72 ha area global tanaman kedelai, (2) kapas transgenik mancakup 36% dari 34 juta ha, (3) kanola transgenik mencakup 11% dari 25 juta ha, dan (4) jagung transgenik 7% dari 140 juta ha.
Pada kedelai transgenik, gen bakteri tanah Bacillus thuringiensis (sering disebut Bt) “digunting” dan “direkatkan” pada gen kedelai untuk membuat kedelai tahan hama. Di alam, bakteri Bt menghasilkan senyawa yang bisa membunuh larva serangga tertentu. Jadi, “mengawinkan” gen Bt dengan gen pestisidanya sendiri. Dengan rekayasa genetika, kedelai transgenik juga didesain tahan terhadap herbisida.
Pro dan Kontra Tanaman Transgenik
            Perkembangan transgenik yang luar biasa di 3 tahun terakhir membawa kekhawatiran dan persepsi msyarakat umum. Kekhawatiran dan persepsi ini telah muncul lebih seperempat abad lalu setelah Herbert Boyer dan Stanley Cohen pada tahun 1973 berhasil untuk pertama kalinya mengembangkan transgenik, meskipun secara alamiah rekombinasi DNA sebenarnya juga terjadi (BPPT, 2000).
Tanaman transgenik ini menjadi pro dan kontra bagi masyarakat di dunia karena belum adanya penjelasan yang tepat mengenai aman atau tidaknya tanaman transgenik untuk di konsumsi oleh manusia. Dengan demikian, muncul pandangan-pandangan dari beberapa kelompok yang setuju terhadap tanaman transgenik dan juga dari beberapa kelompok yang menentang terhadap tanaman transgenik.

  1. Pandangan kelompok yang setuju terhadap tanaman transgenik.
Beberapa kelompok yang setuju dengan tanaman transgenik menganggap bahwa tanaman transgenik memiliki kualitas lebih dibandinng tanaman konvensional, yaitu: kandungan nutrisi lebih tinggi, tahan hama, tahan cuaca, umur pendek, dan sebagainya, sehingga penanaman komoditas tersebut dapat memenuhi kebutuhan pangan secara cepat dan menghemat devisa akibat penghematan pemakaian pestisida atau bahan kimia lain serta tanaman transgenik produksi lebih baik. Selain itu, teknik rekaysa genetika sam dengan pemuliaan tanaman yaitu memperbaiki sifat-sifat tanaman dengan menambah sifat-sifat ketahanan terhadap cekaman hama maupun lingkungan yang kurang menguntungkan sehingga tanaman transgenik memiliki kualitas lebih baik dari tanaman konvensional, serta bukan hal baru karena sudah lama dilakukan tetapi tidak disadari oleh masyarakat. Tanaman transgenik dianggap dapat mengurangi dampak kerusakan dan pencemaran lingkungan misalnya tanaman transgenik tidak perlu pupuk kimia, tidak perlu pestisida, dan lain-lain. Sehingga tanaman transgenik dapat membantu upaya perbaikan lingkungan.
  1. Pandangan kelompok yang menentang tanaman transgenik.

Beberapa kelompok yang tidak setuju tanaman transgenik menganggap bahwa tanaman transgenik yang dapat menyebabkan kemungkinan bahaya pencemaran biologis makhluk hidup lain, penyelewengan sifat toksin, munculnya alergi yang tidak diketahui dan antibiotik. Mereka menganggap bahwa bioteknologi rekayasa genetika bukan soal meningkatkan produksi pangan semata, tetapi lebih merupakan eksploitasi kehidupan dan system pendukung kehidupan demi mencari keuntungan.

Jumat, 04 April 2014

Tugas (MIAD 4) Gejala Rumah Kaca

Gejala Rumah Kaca




Efek rumah kaca merupakan gejala peningkatan suhu dipemukaan bumi yang terjadi karena meningkatnya kadar CO2 (karbondioksida) di atmosfer. Gejala ini disebut efek rumah kaca karena diumpamakan dengan fenomena yang terjadi di dalam rumah kaca.
Pada rumah kaca, sinar matahari dapat dengan mudah masuk ke dalamnya. Sebagian sinar matahari tersebut digunakan oleh tumbuhan dan sebagian lagi dipantulkan kembali ke arah kaca.
Sinar yang dipantulkan ini tidak dapat keluar dari rumah kaca dan mengalami pemantulan berulang-ulang. Energi yang dihasilkan meningkatkan suhu rumah kaca sehingga rumah kaca menjadi panas.
Di bumi, radiasi panas yang berasal dari matahari ke bumi diumpamakan seperti menembus dinding kaca rumah kaca. Radiasi panas tersebut tidak diserap seluruhnya oleh bumi. Sebagian radiasi dipantulkan oleh benda-benda yang berada di permukaan bumi ke ruang angkasa. Radiasi panas yang dipantulkan kembali ke ruang angkasa merupakan radiasi infra merah. Sebagian radiasi infra merah tersebut dapat diserap oleh gas penyerap panas (disebut: gas rumah kaca). Gas penyerap panas yang paling penting di atmosfer adalah H2O dan CO2. Seperti kaca dalam rumah kaca, H2O dan CO2 tidak dapat menyerap seluruh radiasi infra merah sehingga sebagian radiasi tersebut dipantulkan kembali ke bumi. Keadaan inilah yang menyebabkan suhu di permukaan bumi meningkat atau yang disebut dengan pemanasan global (global warning).
Kenaikan suhu menyebabkan mencairnya gunung es di kutub utara dan selatan. Kondisi ini mengakibatkan naiknya permukaan air laut, sehingga menyebabkan berbagai kota dan wilayah pinggir laut akan tenggelam, sedangkan daerah yang kering menjadi semakin kering. Efek rumah kaca menimbulkan perubahan iklim, misalnya suhu bumi meningkat rata-rata 3°C sampai 4°C pada abad ke-21, kekeringan atau curah hujan yang tinggi di berbagai tempat dapat mempengaruhi produktivitas budidaya pertanian, peternakan, perikanan, dan kehidupan manusia.

Mengapa saat mendung udara terasa panas ?

Mendung merupakan kumpulan uap dari air laut. Pada saat mendung, uap air yang berupa gas berubah menjadi zat cair. Pada proses ini menghasilkan kalor yang akan dikeluarkan ke udara. Mendung berada lebih rendah dari awan yang berwarna putih, makan semakin dekat mendung ke bumi panas akan semakin tinggi pula. Suhu dapat lebih tinggi bila sebelum mendung terjadi sinar matahari yang sangat terik, karena sebagai hasil dari akumulasi  pelepasan kalor oleh proses tersebut diatas dengan sisa panas yang dipancarkan bumi setelah menerima energi panas dari matahari.