LINK GUNADARMA

Banner Link Gunadarma

Senin, 20 Januari 2014

Manusia dan Kegelisahan (Ringkasan IBD)



Manusia dan Kegelisahan

Kegelisahan diartikan sebagai suatu kondisi dimana orang menghadapi halangan atau rintangan dalam mengatasi rintangan tersebut. Para ahli jiwa berpikir bahwa kegelisahan merupakan kondisi hidup manusia, yang memberikan stimulus kepada tingkah laku manusia. Kegelisahan yang tak terhindarkan disebabkan oleh kompleksitas manusia, lingkungan dimana orang tersebut tinggal, dan keterbatasan mental atau fisik.
Alasan mengapa setiap manusia dapat merasa gelisah karena setiap manusia memiliki hati dan perasaan. Kegelisahan berbentuk keterasingan, kesepian, dan ketidak pastian.  Saat gelisah orang akan merasa khawatir, tidak nyaman, takut, bingung, dan cemas. Perasaan cemas tersebut ada tiga macam menurut Sigmud Freud, yaitu :
1.      Kecemasan Obyektif, yaitu kegelisahan ini mirip dengan kegelisahan terapan merupakan kegelisahan yang tercakup wajar dalam kehidupuan sehari hari.
2.      Kecemasan Neurotik, yaitu kegelisahan akibat pengamatan tentang bahaya dari naluri. Dan mersakan rasa takut yang irrasional seperti fobia, gugup, dan sebagainya.
3.      Kecemasan Moral, yaitu kecemasan yang muncul dari emosi pada diri sendiri seperti iri, dengki, dendam, hasut, marah, rendah diri.
                        
Sebab – Sebab Orang Gelisah
·         Gelisah karena telah melakukan suatu perbuatan dosa yang ditentang nuraninya.
·         Gelisah karena diasingkan oleh orang – orang disekitarnya.
·         Gelisah karena takut kehilangan hak miliknya (contoh : takut akan kehilangan hartanya).
·         Gelisah karena kurangnya persiapan suatu kegiatan yang akan dilakukan (contoh : ketika akan menghadapi ujian tetapi belum ada persiapannya).
 Usaha – Usaha Mengatasi Kegelisahan
  • Pertama, tanyakan pada diri kita sendiri atau introspeksi diri.
  • Kedua, siap menerima konsekuensi atau akibat dengan rasa tabah dan senang hati niscaya kegelisahan tersebut akan sirna dari jiwa kita.
  • Ketiga, dengan berjalannya waktu kita dapat mencoba untuk memperkecil dan mengurangi keburukan - keburukan akibat timbulnya kegelisahan tersebut dalam jiwa kita.
  • Dan, cara yang paling ampuh dalam menghadapi segala situasi dan kondisi, termasuk kegelisahan ini yaitu berdoa kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh, sabar, tabah, senang dan ikhlas.
Keterasingan
Keterasingan bisa terjadi dari dua faktor, yaitu faktor internal maupun eksternal.
1.      Faktor internal adalah karena pribadi pelaku yang tidak bisa beradaptasi di lingkungannya dan sifatnya yang tidak bisa diterima. Membuatnya sulit untuk menyesuaikan diri dengan dunia luar.
2.      Faktor eksternal. Dalam konteks ini bisa jadi masyarakat yang memaksa si pelaku agar terasing dari lingkungan masyarakat itu sendiri. Tapi tidak murni karena keinginan masyarakat, perilaku si pelaku yang tidak bisa dibenarkan atau selalu membuat onar memaksa masyarakat disekitarnya terpaksa mengasingkan si pelaku.

Kesepian
Kesepian berasal dari kata sepi atau sendiri, kesepian biasanya disebabkan karena dia tidak mempunyai teman atau dia sendiri yang ingin menyendiri karena suasana hati  yang sedang kacau. Ada juga orang yang memilki banyak teman dan keluarga tetapi ia merasa tidak dimengerti, tidak didengarkan, atau merasa berbeda dari orang lain.
Sebab - Sebab Terjadinya Kesepian
·         Keterpisahan dengan orang-orang terdekat.
·         Direndahkan atau dipermalukan dalam lingkungannya.
·         Kejadian masa lampau yang buruk.
Cara Mengatasi Kesepian
·         Pertama, menyibukan diri dengan hal-hal positif.
·         Mencari tahu apa yang sesungguhnya diri kita butuhkan agar tidak merasa sepi.

Ketidak Pastian
Ketidak pastiaan berasal dari kata tidak pasti artinya tidak menentu (pikirannya) atau mendua, apa yang dipikirkan tidak searah, kemana tujuannya tidak jelas. Itu semua adalah akibat pikirannya tidak dapat konsentrasi.
Sebab-Sebab Terjadinya Ketidak Pastian
1.      Obsesi : merupakan gejala neurose jiwa, yaitu adanya pikiran atau perasaan tertentu yang terus-menerus. Biasanya tentang hal-hal yang tidak menyenangkan, atau sebab-sebab yang tidak diketahui oleh penderita.
2.      Phobia : rasa ketakutan yang tidak terkendalikan, tidak normal, kepada suatu hal atau kejadian, tanpa diketahui sebab-sebabnya.
3.      Kompulsi : adanya keragu-raguan yang sangat mengenai apa yang telah dikerjakan, sehingga ada dorongan yang tidak disadari untuk selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang serupa berulang kali (Neurose)
4.      Histeria : neurose jiwa yang disebabkan oleh tekana mental, kekecewaan, pengalaman pahit yang menekan, kelemahan syaraf, tidak mampu menguasai diri, atau sugesti dari sikap orang lain.
5.      Delusi : menunjukan pikiran yang tidak benar, karena berdasarkan keyakinan palsu. Tidak dapat memakai akal sehat. Tidak ada dasar kenyataan dan tidak sesuai dengan pengalaman. 3 macam delusi :
1.      Delusi Persekusi : menganggap adanya keadaan yang jelek disekitarnya.
2.      Delusi  Keagungan : Menganggap dirinya orang penting dan besar. Orang seperti itu biasanya gila hormat. Menganggap orang disekitarnya sebagai orang-orang tidak penting.
3.      Delusi Melankolis : Merasa dirinya bermasalah, hina, dan berdosa. Hal ini dapat mengakibatkan buyuten atau delirium tremens, hilangnya kesadaran dan menyebabkan otot-otot tidak terkuasa lagi. Ia kehilangan ingatannya, mengalami tensi tinggi dan mengingat sesuatu yang belum pernah dialami.
6.      Halusinasi : Halusinasi adalah khayalan yang terjadi tanpa rangsangan pancaindra. Seperti para prewangan (medium) dapat digolongkan pada pengalaman halusinasi. Dengan sugesti diri orang dapat berhalusinasi.
7.      Keadaan emosi : Dalam keadaan tertentu seseorang sangat terpengaruh oleh emosinya. Sampai pada keseluruhan pribadinya seperti gangguan pada nafsu makan, pusing-pusing, muka merah, nadi cepat, keringat, tekanan darah tinggi, atau lemah. Sikapnya dapat apatis atau terlalu gembira dan karena itu dilepaskan didalam gerakan-gerakan lari-larian, nyanyian, tertawa, dan berbicara. Sikap ini dapat pula berupa kesedihan menekan, tidak nafsu makan, tidak bersemangat, gelisah resah, suka mengeluh, tidak mau berbicara, diam seribu bahasa, termenung, menyendiri. Jelas bahwa orang yang demikian tidak mungkin berpikir dengan tenang, dan dengan baik.
Usaha – Usaha Mengatasi Ketidak Pastian
Untuk dapat menyembuhkan keadaan ini tergantung kepada mental Si Penderita. Jika penyebabnya tidak diketahui, kemungkinan juga tidak dapat sembuh. Bila hal itu terjadi, maka jalan yang paling baik untuk penderita ialah diajak atau pergi sendiri ke psikolog.
Bila penyebabnya sudah jelas, misalnya rindu, obatnya mudah, yaitu dipertemukan dengan orang yang dirindukan. Phobia atau jenis takut bisa dilatih dari sedikit, sehingga tidak takut lagi.
Orang yang bersikap sombong atau angkuh bila mengalami musibah, baru berkurang kesombongannya, tetapi mungkin tidak. Andaikata mereka sadar, kesembuhan itu adalah karena pengalaman. Jadi yang menyembuhkan, masyarakat sekitarnya dan diri sendiri.


 Mind Map




Tidak ada komentar:

Posting Komentar