Kasus
yang Sesuai dengan Client-Centered Therapy
Seseorang akan
menghadapi persoalan jika diantara unsur-unsur dalam gambaran terhadap diri
sendiri timbul konflik dan pertentangan, lebih-lebih antara siapa saya ini
sebenarnya (real self) dan saya seharusnya menjadi orang yang bagaimana (ideal
self). Berbagai pengalaman hidup menyadarkan orang akan keadaan dirinya yang
tidak selaras itu, kalau keseluruhan pengalaman nyata itu sungguh diakui dan
tidak di sangkal.
Berikut ini ada contoh
kasus yang biasa ditangani oleh pendekatan Client-centered. Misalnya, seorang
mahasiswi mengira bahwa dia sangat sayang pada adiknya yang perempuan, tetapi
pada suatu saat dia mulai sadar akan tingkah lakunya yang bertentangan dengan
fikiran itu, karena ternyata dia berkali-kali mengucapkan kata-kata yang sengit
penuh rasa iri kepada adiknya yang sudah mempunyai pacar. Padahal, terhadap
adik sendiri seorang kakak tidak boleh bertindak begitu. Pengalaman yang nyata
ini menunjuk pada suatu pertentangan antara siapa saya ini sebenarnya dan
seharusnya menjadi orang yang bagaimana. Bilamana mahasiswi mulai menyadari
kesenjangan dan mengakui pertentangan itu, dia menghadapi keadaan dirinya
sebagaimana adanya. Kesadaran yang masih samar-samar akan kesenjangan itu
menggejala dalam perasaan kurang tenang dan cemas serta dalam evaluasi diri
sebagai orang yang tidak pantas (worthless). Mahasiswi ini siap untuk menerima
layanan konseling dan menjalani proses konseling untuk menutup jurang pemisah
antara dua kutub di dalam dirinya sendiri. Konselor dapat membangung
kepercayaan antara diri klien terhadap konselor agar klien merasa diterima
sehingga klien dapat dengan nyaman menceritakan masalah yang dialaminya, membuka
seluruh perasaan diri klien, mengarahkan klien agar dapat lebih mengenal dan
mengerti dirinya sendiri sehingga membawa perubahan pada diri klien agar
akhirnya klien menemukan dirinya kembali sebagai orang yang pantas (person of
worth).
Referensi:
http://atfahmi.depsos.org/2010/07/13/terapi-berpusat-klienclient-centered-theraphy/ diakses pada 11 April 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar